Wednesday, March 22, 2017

PEMANFAATAN PUCUK TEBU SEBAGI PAKAN TERNAK SAPI DAN CARA PEMBERIANNYA

Seminar Reguler
PEMANFAATAN PUCUK TEBU SEBAGI PAKAN TERNAK  SAPI  DAN CARA PEMBERIANNYA

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas
dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh nilai
Mata kuliah Seminar Reguler


Oleh:
Hasimsyah Aswari
1305104010027










                       





PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2016

LEMBARAN PENGESAHAN


Setelah membaca dan mempelajari dengan sungguh-sungguh kami berpendapat bahwa makalah seminar reguler ini baik ruang lingkup maupun isinya telah memenuhi syarat untuk diseminarkan pada kegiatan seminar reguler program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas syiah Kuala.

Nama Mahasiswa        : Hasimsyah Aswari
NIM                            : 1305104010027
Program studi              : Peternakan
Judul                           :  Pemanfaatan Tebu Sebagai Pakan Ternak Sapi Dan Cara                                          Pemberiannya



Menyetujui,                                                                Koordinator
Dosen Pembimbing                                                   Seminar Reguler



Ir. Yunasri Usman M.P                                            Ir. Mira Delima M.P
NIP. 195705121982032001                                         NIP.19620105199002001





Mengetahui,
Ketua Program Studi Peternakan



Dr. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc
NIP. 196712241992122001

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakng

                   Pakan merupakan salah satu penentu faktor untuk keberhasilan usaha peternakan,. Ketersedian bahan pakan yang akhir-akhir ini semakin terasa sulit, disebabkan oleh meningkatnya harga bahan-bahan pakan tenak, terutama bahan impor seperti jagung, bungkil kedelai, dan tepung ikan. Disisi lain harga pakan mempengaruhi efesiensi usaha dan mengingat biaya pakan ternak mencapai 60-70 % dari seluruh biaya proses produksi peternakan ( Rusdi, 1992; Sudrajat,2000).

                        Ketersedian pakan yang berkualitas, kuantitas dan berkelanjutan merupakan salah satu keberhasilan dalam usaha peternakan. Ternak ruminansia dengan ke istimewahan  alat pencernaan mampu mendegladasi pakan dengan kualitas  yang rendah . Degladasi pakan pada ruminansia dibantu dengan adanya mikroba flasma dan fauna yang menetap dalam rumen,  retikulum dan omasum, sedangkan abomasum merupakan asam, awalnya proses penceraan oleh enzim yang dihasilkan oleh ternakitu sendiri ( Arora, 1995).

Pakan ruminansia terdirai dari kosentrat dan serat. Merupak sumber energi ternak untuk memenuhi hidup pokok, produksi maupun memproduksi. Sekarang ini ketersedian lahan untuk pakan ternak sudah mulai terjadi pergeseran dari lahan ke perumahan, sering terjadi kendala ketersediaan pakan.

Ketika musim panen daun tebu tersedia sangat melimpah sehingga dibutuhkan proses pengolahan, baik melalui pembuatan silase dengan proses fermentasi maupun dalam bentuk bahan baku konsentrat untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya simpan lebih lama. Menurut Rusdi (1992), proses fermentasi pakan dapat meningkatkan protein, palatable, dan daya simpan. Di samping itu, pembuatan pakan fermentasi dapat diperkaya dengan mikroba probiotik yang dapat meningkatkan daya cerna pakan dan memperbaiki sistem pencernaan sapi. Dalam pemanfaatan pucuk tebu sebelum diberikan pada ternak juga dapat dilakukan pengolahan seperti dalam bentuk wafer, dalam bentuk pellet, melalui proses fermentasi, serta pembuatan silase pucuk tebu.



1.2 Tujuan
                   Makalah ini bertujuan untuk bagaimana cara memanfaatkan dauh tebu sebagi pak ternak sapi merupakan salah satu pakan   sumber    serat ( sisa tanaman perkebunan ) yang dapat digunakan pakan musim kering ( masa panen tebu ), dan pemberian secara berkualiatas.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengenelan Tanaman Pucuk Tebu Dan Produksi Pucuk Tebu

                   Pucuk tebu merupakan limbah yang tidak banyak dimanfaatkan oleh produsen gula sehingga berpotensi sebagai penyedia pakan ternak yang potensial. Selain itu, tanaman tebu biasa dipanen pada musim kemarau sehingga dapat digunakan sebagai pakan alternatif pengganti rumput yang pada musim kemarau dimana ketersediaannya sangat terbatas (Priyanto, 2010). Pucuktebu digunakan sebagai hijauan makanan ternak pengganti rumput gajah tanpa ada pengaruh negatif pada ternak ruminansia. Pucuk tebu meskipun potensinya cukup besar, namun angka pemanfaatannya relatif sangat rendah (3,4%). Hal ini disebabkan antara lain palatabilitas kecernaan dan nutrisi yang rendah(Retnani, dkk., 2009).

Salah satu limbah pertanian yang dapat manfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia adalah pucuk dan ampas tebu. Produksi pucuk tebu yang berasal dari limbah perkebunan tebu di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 3.075.900 ton. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2011 luas lahan perkebunan tebu adalah 64.501,99 Ha, dengan produksi mencapai 244.192,45 ton. Suparjo (2000) menyatakan 24-36% dari total bagian tebu adalah ampas tebu (bagasse) sehingga didapatkan 87.909,3 ton ampas tebu.

Sebenarnya pucuk tebu mudah rusak dan mudah kering sehingga kurang disukai oleh ternak (terutama pucuk tebu), oleh karena itu perlu usaha pengawetan (Musofie et al. 1987).Pada waktu panen pucuk tebu tersedia cukup banyak dalam waktu yang singkat melebihi kebutuhan ternak.Untuk itu dipandang perlu mengolah pucuk tebu sebagai hijauan awetan (Rahman, 1991).Pucuk tebu yang dimaksud disini adalah ujung atas batang tebu berikut 5-7 helai daun yang dipotong dari tebu yang dipanen untuk tebu bibit atau tebu giling (Musofie dan Wardhani, 1987).
Klasifikasi ilmiah dari tanaman tebu Arluki (2008)adalah sebagaiberikut:
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Spermathophyta
Sub Divisio  : Angiospermae
Class           : Monocotyledone
Ordo           : Glumiflorae
Famili         : Graminae
Genus         : Saccharum
Spesies       : Saccharum officinarum L.

                   Seperti halnya limbah  yang mengandung serat pada umumnya, pucuk tebu sebagai pakan mempunyai faktor pembatas, yaitu kandungan nutrisi dan kecernaannya yang sangat rendah, pucuk tebu mempunyai kadar serat kasar dan kadar lignin sangat tinggi, yaitu masing-masing sebesar 46,5% dan 14% (Ensminger,et G. Olentine, 1980).

                   Pucuk tebu dapat digolongkan sebagai limbah on farm dan limbah off farm.Proses pemanenan tebu dihasilkan limbah berupa daun kering yang disebut klenthekan atau daduk, pucuk tebu, dan sogolan (pangkal tebu). Sedangkan dalam proses pengolahan gula di pabrik gula (PG) menghasilkan kurang lebih 5% gula (Misran, 2005). Sedangkan ampas tebu (bagas) yang dihasilkan adalah 15%, tetes (molasse) 3%, sisanya adalah blotong, abu, dan air. Banyaknya limbah yang dihasilkan dari pertanian tebu maupun proses peng-olahan gula menjadikan tanaman tebu prospektif untuk dijadikan alternatif pemenuhan sumber bahan baku pakan ternak.
 2.2 Tanaman Pucuk Tebu Dan Potensi Perkebunan Tebu
                   Tanaman tebu tumbuh di daerah tropika dan subtropika sampai batas garis isoterm 20oC yaitu antara 19oLU sampai 35oLS. Tanaman tebu dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah seperti alluvial, grumusol, latosol, dan regosol dengan ketinggian antara 0 sampai 1400 m di atas permukaan laut (Indra-Wanto et al., 2010). Hal ini sangat mendukung dalam upaya perluasan area pertanaman tebu untuk memenuhi kebutuhan gula yang terus meningkat. Total perkebunan tebu yang ada di Indonesia terdiri atas 50% perkebunan rakyat, 30% perkebunan swasta, dan hanya 20% perkebunan negara(Misran, 2005).
                   Tanaman tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan semusim yang di dalam batangnya terdapat gula dan merupakan keluarga rumput-rumputan (graminae) seperti halnya padi dan jagung.Jenis tanaman tebu yang telah dikenal, seperti POJ-3016, POJ-2878 dan POJ-2976, pada umumnya merupakan hasil pemuliaan antara tebu liar (Saccharum spontaneum atau glagah) dan tebu tanam (Saccharum officinarum) atau hasil berbagai jenis tebu tanam (Widiarti, 2008).



 







                       




                                                Gambar 1. Tanaman Tebu

 


                  






                  
Gambar 2. Komponen tanaman tebu dan limbah-nya (Murni et al., 2008)

Tanaman tebu yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak adalah pucuk, daun, bagas, dan molasse, sedangkan limbah lain seperti abu dan blotong dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik (Pancawati, 2000; Yuliani dan Nugraheni, 2009). Jumlah terbanyak limbah yang tersedia adalah daun dan pucuk tebu sebesar 13,6 juta ton per tahun dan jum-lah limbah molasse lebih sedikit sekitar 615.933 ton per tahun (Tabel 1). Limbah berupa daun, pucuk, dan bagas belum dimanfaatkan secara optimal sebagai pakan ternak. Dengan demi-kian dibutuhkan banyak inovasi dan teknologi tepat guna dalam pemanfaatan limbah tebu untuk pakan ternak, sehingga diharapkan dapat tercapai sistem pertanian zero waste yaitu limbah dapat dimanfaatkan semua tanpa ada yang terbuang dan mencemari lingkungan.
Tabel 1. Produksi tebu nasional 2010 dan limbah-nya
 


Uraian                                                             Jumlah



 Luas lahan                  (Ha)                418259
 Produksi tebu             (ton)                34 218 549
Limbah tebu
Pucuk tebu / Daun (ton)                13 687 420
Bagas (ton)                                    3 079669
Molasse (ton)                                615 933          



Sumber: Ditjenbun (2011); Murni et al. (2008)

2.3 Kandungan Nutrisi Ikatan Tanaman  Tebu

                   Molases adalah limbah yang potensial berasal dari pengolahan tebu karena banyak mengandung gula, kandungan protein, dan total kecernaan yang tinggi. Molasse digunakan dalam ransum ternak ruminansia yang berperan untuk meningkatkan palatabilitas ransum, meningkatkan aktivitas mikroba rumen, mengurangi sifat berdebu ransum, sebagai bahan pengikat dalam pembuatan pelet dan untuk meningkatkan energi ransum (Murni et al., 2008). Selain itu molasse banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri makanan dan kimia sehingga penggunaan pakan ternak sangat terbatas.

                    Pucuk tebu sangat potensial dimanfaatkan untuk pakan, di samping jumlahnya yang banyak juga memiliki total kecernaan yang relatif tinggi sesuai dengan standar pakan, tetapi mempunyai kandungan protein rendah. Bagas berkadar protein rendah, sebesar 2,7% dan berkadar serat kasar tinggi sebesar 43%.Sifat-sifat limbah tebu tersebut perlu diproses dengan teknologi ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya cerna pakan berbahan baku bagas atau daun/ pucuk tebu dengan pembuatan pakan probiotik.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Komponen Tebu




 Komponen                             Pucuk              Molases           Bagas              Kisaran standar pakan



Protein (%)      5,5                   4,5                   2,7                               12-15
Serat kasar  (%)           35                    0                      43                                15- 21
Lemak (%)                  1,4                   0                      0                                  2-3
Kadar abu (%)             5,3                   7,3                   2,2                               -
Total kecernaan (%)    43-62               80                    33                                58-65



Sumber: Foulkes (1986); Musofie (1987); Indraningsih et al., 2006)





2.4 Pakan Ternak

                   Ternak ruminansia sangat berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya dalam penyediaan daging untuk mewujudkan program swasembada daging tahun 2014. Selain itu ternak ruminansia bersifat komplementer dan suplementer dalam sistem usaha tani karena sangat berfungsi dan berperan dalam penyediaan tenaga kerja, sumber pendapatan, dan pupuk organik. Ternak ruminansia khususnya sapi, memberi kontribusi daging sebesar 71% terhadap kebutuhan daging masyarakat Indonesia, dan sisanya (29%) berasal dari impor. Sebaliknya, kebutuhan susu sapi sebagian besar (75%) dipenuhi dari impor, dan sisanya (25%) dari produksi dalam negeri. Oleh karena itu, upaya meningkatkan produktivitas ternak ruminansia perlu menda-pat prioritas dalam upaya pemenuhan kebu-tuhan daging dan susu (Kuswadi, 2011).
                   Hasil tanaman tebu merupakan pakan sumber serat atau energi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia adalah pucuk tebu, daun tebu, ampas tebu dan tetes (molases). Pucuk tebu memiliki daya cerna dan nilai gizi yang relatif rendah, hal tersebut dapat dilihat dari kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi (42,30%). Akan tetapi dengan tindakan pengolahan kimiawi, hayati dan fisik, secara signifikan mampu meningkatkan daya cerna, kandungan gizi dan konsumsi pakan (Rasjid,  2012).
                   Hijauan pakan umumnya berupa rumput dan semak. Pada musim hujan, ketersediaan hijauan tersebut berlimpah, namun pada musim kemarau jumlahnya terbatas. Dengan menyimpannya dalam bentuk kering, hijauan tersebut dapat dimanfaatkan pada musim kemarau (Kuswandi, 1990). Limbah daun tebu ketika musim panen tersedia melimpah sehingga dibutuhkan proses pengolahan, baik melalui pembuatan silase dengan proses fermentasi maupun dalam bentuk bahan baku konsentrat untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya simpan lebih lama. Menurut Rusdi (1992), proses fermentasi pakan dapat meningkatkan protein, palatable, dan daya simpan. Di samping itu, pembuatan pakan fermentasi dapat diperkaya dengan mikroba probiotik yang dapat meningkatkan daya cerna pakan dan memperbaiki sistem pencernaan sapi.
                   Produksi daging dalam negeri pada tahun 2011 sebesar 2.468.220 ton, sebagian besar (66,56%) berasal dari ternak unggas dan selebihnya (33,43%) dari herbivora yang didominasi oleh ruminansia. Rendahnya kontribusi daging ternak ruminansia disebabkan oleh lambatnya laju kenaikan populasi dan produksi dibanding ternak unggas karena kurangnya pakan, baik kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu, limbah dari tanaman perkebunan berpeluang besar untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak melalui inovasi teknologi pakan(Ditjennak, 2011).









Tabel 3. Kebutuhan Kutrien Sapi Dan Kambing
                                                                        Rata-rata Konsumsi
       Zat nutrisi                                                 (g/ekor/hari)



Sapi jantan      sapi dara
                                               

- Berat badan (kg)                                           300,0               300,0
-Pertambahan bobot badan harian (kg)           0,5                   0,5
- Bahan kering (kg)                                         7,0                   7,1
- Energi metabolisme (Mcal)                           13,4                 3,8
- Total nutrien dicerna (kg)                             3,7                   13,8
- Total nutrien dicerna (kg)                             679,0               423,0
- Kalsium (g)                                                   19,0                 14,0
- Fosfor (g)                                                      14,0                 14,0



Sumber: Umiyasih dan Anggraeny (2007)


Ternak ruminansia mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya.Sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi, serta tingkat produksi ternak, konsumsi pakan juga akan meningkat. Ternak akan mengkonsumsi jumlah pakan tertentu sesuai dengan konsentrasi gizi dalam pakannya terutama kandungan energinya. Selain itu konsumsi pakan antara lain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, umur, kesehatan, tingkat produksi, bentuk pakan, palatabilitas, dan kepadatan. Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal yang terdiri atas temperatur lingkungan, palatabilitas, konsentrasi nutrisi, bentuk pakan, dan faktor inter-nal yang terdiri dari selera, status fisiologi, bobot tubuh, dan produksi (Tobing, 2010).

Kualitas pakan ternak tergantung pada komposisi nutrisi yang terkandung di dalamnya terutama pada bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan tingkat kecernaan. Pakan utama sapi terdiri atas hijauan, limbah tanaman pertanian atau perkebunan, kacang-kacangan, dan kon-sentrat. Produktivitas sapi potong tergantung pada pakan yang diberikan, oleh karena itu pakan ternak harus memperhatikan mutu, jumlah, dan ketersediaan(Kuswandi, 1990).

2.5 Pemanfaatan Pucuk Tebu dan Upaya Suplementasi Pada Pucuk Tebu

Pucuk tebu dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi dan kerbau. Haryanto, B. (2009). dalam penggemukkan sapi dengan pucuk tebu cacahan tanpa batas, menghasilkan pertambahan bobot hidup 0,7 kg/hari. Pucuk tebu mengandung energi dari gula. Angka yang sama dicapai pada pemberian pucuk tebu yang ditambah urea dan 1 kg katul/hari, tetapi konsumsi pakan meningkat, sehingga efisiensinya sedikit berkurang. Dalam hal ini banyaknya urea yang ditambahkan tidak disebutkan.

Adanya pucuk tebu yang berlimpah di musim kemarau diharapkan dapat mengurangi ketergantunganternak akan rumput yang sangat tidak mencukupi. Hal ini memungkinkan karena mutu pucuk tebu tidak kalahdengan rumput gajah. Musofie dan Wardhani (1987) membandingkan pakan basal rumput gajah dan pucuktebu yang diberikan secara ad libitum. Penambahan 1 kg konsentrat/ekor/hari meningkatkan bobot hidupserupa (0,3 vs 0,2 kg/hari) pada pedet lepas sapih, demikian juga dengan konsentrat sebanyak 1,5% dari
bobot hidup pada sapi muda (0,41 vs 0,48 kg/hari), sedangkan pada sapi laktasi produksi susu serupa pula(5,76 vs 5,73 l/hari) bila konsentrat dikonsumsi sebanyak ± 5 kg bahan kering. Dengan penambahan 1 kg katul dan urea (3% dari bahan kering pakan), sapi Zebu yang diberi cacahan pucuk tebu dapat mencapaipertambahan bobot hidup sebanyak 0,7 kg/hari (Preston dan Leng, 1987), sebagaimana yang dicapaidengan penambahan konsentrat (14% protein) sebanyak 1,5% dari bobot hidup (Musofieet al.,1987a). Keistimewaan katul ini adalah kandungan lemak dan bypass protein yang cukup tinggi, dan hampir semua pati yang terkandung di dalam katul tidak dicerna dalam rumen, sebaliknya pati yangdikandung oleh ubi kayu cepat difermentasi (Preston dan Leng, 1987). Efisiensi akibat pemberian katul danurea ini menunjukkan perlunya mencukupi kekurangan nitrogen (di rumen dan di usus) dan lemak (di usus)bila pucuk tebu dijadikan pakan basal.

Dari sifatnya, pucuk tebu  hanyalah sebagaipakan basal (2,5 – 7 MJ ME/kg bahan kering,1,5 – 5,5% protein) sehingga masih memerlukan bahanlain sebagai tambahan dalam ransum produksi. Zat-zatseperti amonia, trace nutrients (peptide, asam amino,mineral dan vitamin) dan sumber karbohidrat (energi)mudah tersedia adalah faktor pertama dalampemeliharaan yang dapat menaikkan konsumsi limbahkaya serat.Pakan suplemen untuk produksi dapatberupa sumber substrat penghasil energi efisien sepertipropionat dan glukosa, dan bypass nutrients (protein,pati, lemak). Diperkirakan, konsentrat 10 – 20% daritotal konsumsi bahan kering pakan merangsangpencernaan bahan organik di rumen dan menaikkankonsumsi pakan bila suplemen tadi diberikan secarakontinyu. Peningkatan porsi suplemen konsentrat lebihlanjut dapat mengurangi konsumsi pakan basal, namunpertambahan bobot hidup ternak naik. Sebagai contoh,Musofie (1987) melaporkan pada sapi bali, bahwapada ransum dengan imbangan konsumsi bahan keringkonsentrat 39 – 40% dari total ransum pucuk tebumenghasilkan pertambahan bobot hidup 0,772kg/ekor/hari (pucuk tebu dalam bentuk segar) sampai0,882 kg/ekor/hari (pucuk tebu dalam bentuk pelet)


















Tabel 3. Nilai Gizi Pucuk Tebu Dalam Beberapa Bentuk



Bentuk
Uraian
Segar               Silase              Pelet               Wafer

Komposisi kimia (%)

Bahan kering                           25,6                 33,7                 91,0                 91,6

Protein kasar                           5,5                   4,8                   6,3                   5,3

Lemak                                     1,4                  1,0                   1,5                   1,2

Bahan ekstrak tanpa N            45,1                34,6                 48,0                 50,7

Abu                                         10,2                 12,6                 10,4                8,0

NDF                                        77,1                 t.a.d.               69,8                 74,9

ADF                                        48,9                 t.a.d.               62,6                 50,3

Hemiselulosa                           28,2                t.a.d.                27,1                 23,7

Selulosa                                   32,0                t.a.d.                38,8                 35,6

Lignin                                      13,6                 t.a.d.               19,0                 10,3

Silika                                       6,7                  t.a.d.               6,6                   4,5

Kecernaan bahan organik (%) 35,1                 t.a.d.                39,4                 50,6

Daya konsumsi (g/kg bobot0,75)                    -                       -                       -

Bahan kering                           62,9                t.a.d.               73,0                67,0

Bahan organik                         55,1                 t.a.d.               108,1               60,3

Protein kasar                           3,6                   t.a.d.               2,4                   4,2

NDF                                        56,2                 t.a.d.               41,7                 41,7



t.a.d. = tidak ada data
Sumber: Musofie (1987)



Dalam hal ini konsentrat yang digunakan mengandungprotein kasar 16,5%. Disimpulkan oleh MUSOFIE (1987)bahwa pertambahan bobot dapat naik dengan upayapelleting sistem uap, serta penambahan tetes dan urea.Sapi lepas sapih yang diberi konsentrat (19%protein) sebanyak 1 – 1,5% dari bobot hidup akanmampu mengkonsumsi pucuk tebu 93,3 – 113,7 gbahan organik/kg bobot hidup0,75, dengan pertambahanbobot hidup sebanyak 0,65 – 0,79 kg/ekor/hari(Musofie dan Wardhani, 1985).Energi mudah tersedia diperlukan sebagai caramengoptimalkan fermentasi di rumen (Moran, 2005).Fermentasi serat limbah tebu menghasilkan asam asetatlebih banyak dan propionat lebih sedikit yang menyebabkan sedikitnya glukosa yang tersedia untukdiserap sehingga sebagian besar asam amino yangterserap dapat diubah menjadi glukosa. Maka perlu adabypass energy yaitu pati yang tersedia untuk dicerna diusus halus dan diserap dalam bentuk glukosa agarpembentukan protein jaringan tubuh efisien. Di antarasumber pati yang sebagian terlindung dari pencernaandi rumen adalah katul, limbah tapioka dan bungkilbungkilan.Di luar negeri, sumber pati ini sedikit sajaditambahkan pada sapi, misalnya dengan katul 0,9 – 1,5kg/ekor/hari, sereal 0,5 – 1,0 kg/ekor/hari, atau bungkil1 kg/ekor/hari (Prestonet al., 1976; Leng, 1987;Preston dan Ffoulkes,1986).








BAB III
PENUTUP
 3.1 Kesimpulam
Dari hasil penulisan makalah ini dapat disimpulkan, yaitu : Limbah pertanian tebu meliputi daun, pucuk tebu, bagas, dan molasse dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dengan demikian limbah pucuk tebu dan bagas yang melimpah (16,7 juta ton) yang diolah menjadi pakan ternak serta digunakan untuk pengganti pakan hijauan di musim kemarau dan bahan baku konsentrat. Proses pengolahan limbah perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya cerna pakan limbah tebu. Teknologi pembuatan pakan fermentasi probiotik dapat dijadikan alternatif pilihan proses pengolahan.
Menurut (Wahid et al.,1999)  Idonesia pernah menjadi produksi tebu terbesar ke 5, sehingga, sehingga area perkebunan tebu di perluas. Pada tahun 2005 perkebunan tebu mulai di perluas kembali sampai di luar pulau jawa dengan luas 350.000 ha sehingga menaikkan produksi gula 8,17 % di bandingkan tahun 2003 ( BPS, 2006 ). Area perkebunan yang sangat luas mendatangkan keuntunganbagi peternak untuk memanfaatkan hasil sampingan perkebunan yaitu pucuk tebu.



 3.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vivo untuk melihat pengaruh pemberian pakan fermentasi pucuk tebu sehingga mendapat informasi secara lengkap tentang PBB, pelengkap perfomennya. Penggunaan pucuk tebu dapat di tingkatkan dengan fermentasi, silase, wafer untuk mencapai produksi.Pemberian pucuk tebu di kombinasikan dengan kosentrat dapat menaikkan berat badan 0,772 / kg /ekor /hari dan 0,882 kg / ekor / hari.






















DAFTAR PUSTAKA

Arluki, 2008.Tebu-sugarcanhttp://arluki.wordpress.com.Di akses tanggal 19 Januari 2014.

Ditjennak (Direktorat Jenderal Peternakan dan Ke-sehatan Hewan). 2011. Production livestock in Indonesia, 2007–2011. Ditjennak, Jakarta.


Ditjennak (Direktorat Jenderal Peternakan dan Ke-sehatan Hewan). 2011. Production livestock in Indonesia, 2007–2011. Ditjennak, Jakarta

Engsmiger, M. E. and C. G. Olentine. 1980. Feed and Nutrition. 1st Ed. The Engsminger Publishing Company. California. U. S. A.

Ffoulkes, D. 1986. Practical feeding systems for roughages based on sugar-cane and its by-products. Ruminant Feeding Systems Utilizing Fibrous Agricultural Residues – 1985, 11 – 26. IDP, ADAB, Canberra.

Haryanto, B. 2009. Inovasi teknologi pakan ternak dalam sistem integrasi tanaman-ternak bebas limbah (STTBL) mendukung upaya peningkat-an produksi daging. Orasi Pengukuhan Profe-sor Riset. Badan Penelitian dan Pengembang-an Pertanian, Jakarta.

Kuswadi. 2011. Teknologi pemanfaatan pakan lokal untuk menunjang peningkatan produksi ternak ruminansia. Puslitbangnak. Pengembangan Ino-vasi Pertanian 4(3):189–204

Kuswandi. 1990. Peranan pengeringan dalam me-ningkatkan mutu dan nilai tambah bahan pa-kan ternak ruminansia. Hlm. 96–113. Prosi-ding Seminar Nasional Teknologi Pengeringan Komoditas Pertanian, Jakarta, 21–22 Novem-ber 1990. Badan Penelitian dan Pengembang-an Pertanian, Jakarta.

Musofie, A dan K.N. Wardhani. 1987. Potensi pemanfaatan pucuk tebu sebagai pakan ternak. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4(2):6-10

Misran, E. 2005. Industri tebu menuju zero waste industri. Jurnal teknologi proses 4(2):6–10

Murni, R., S. Akmal, dan B.L. Ginting. 2008. Buku ajar teknologi pemanfaatan limbah untuk pa-kan. Universitas Jambi, Jambi

Musofie, A. 1987. Potential and utilization of sugar- cane residues as animal feed in Indonesia. A review. p. 200–215. Pros. Limbah Pertanian sebagai Pakan dan Manfaat Lainnya. Grati.

Rahman, J. 1991. Pemanfaatan Silase Pucuk Tebu sebagai Sumber Hijauan pada Ternak Domba.Tesis. Pendidikan Pascasarjana KPK IPB – UNAND, Bogor.

Rasjid, S. 2012. The Great RuminantNutrisi, Pakan dan Manajemen Produksi. Cetakan Kedua. Brilian Internasional. Surabaya.

Rusdi, U.D. 1992. Fermentasi konsentrat campuran bungkil biji kapok dan onggok serta implikasi efeknya terhadap pertumbuhan broiler. Diser tasi. Program Pascasarjana Universitas Padja-djaran, Bandung.
.
Retnani, Y., W. Widiarti, I. Amiroh, L. Herawati dan K.B. Satoto. 2009.Daya Simpan dan Palatabilitas Wafer Complete Pucuk dan Ampas Tebu untuk Sapi Pedet.DepartemenIlmuNutrisi danTeknologi Pakan, Fakultas PeternakanInstitut Pertanian Bogor.

Pancawati, T.D. 2000. Pengaruh pemanfaatan lim-bah pabrik gula (blotong) sebagai pupuk or-ganik alternatif terhadap tingkat penghasilan petani tebu di sekitar Pabrik Gula Jatiroto-Lumajang. Universitas Negeri Malang, Malang

Umiyasih, U. dan Y.N. Anggraeny. 2007. Petunjuk teknis ransum seimbang strategi pakan pada sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Peternakan. Lolit Sapi Potong, Pasu-ruan.


Tobing, N.L. 2010. Pengaruh formulasi pakan ter-hadap kandungan pakan ternak ruminansia. Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia Edisi 1: 2010

Widiarti,W. 2008.Uji Sifat Fisik dan Palatabilitas Ransum Komplit Wafer Pucuk dan Ampas Tebu untuk Ternak Pedet Sapi Fries Holland.Skripsi.Departemen Ilmu Nutrisi Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Yuliani, F. dan F. Nugraheni. 2009. Pembuatan pu-puk organik (kompos) dari arang ampas tebu dan limbah ternak. Universitas Muria, Kudus.





Wednesday, December 17, 2014

Praktikum Statistik 1 :

Tabel Data Tinggi Badan Mahasiswa Peternakan Unsyiah
NoNama MahasiswaTinggi Badan (cm)Jenis Kelamin
1Hasimsyah Aswari 163Lk
2Iqlima152Pr
3Ria Sagita150Pr
4Al Anshar Yulisha160Lk
5Nusrul Haliman170Lk
6Ulfa Purwati150Pr
7Cut Purnama155Pr
8Heriansyah159Lk
9Andika Boy Y175Lk
10Riska Maulani165Pr
11Zulfian165Lk
12Selamaddin160Lk
13Sarlini Martha150Pr
14Muhammad Ilham165Lk
15Ade Kardima168Lk
16Juanda165Lk
17Siti Anggraini S168Pr
18Zuhri165Lk
19Fauzan Ikbar165Lk
20Rizki Ambia Rahman170Lk
21Ridha Aidil170Lk
22Risqi Munandar170Lk
23Khalil Zardari167Lk
24Riski Septiadi153Lk
25Shaella Rahma162Pr
26Khairul Mizan165Lk
27Win Aramico Rindi175Lk
28Ari Hidayat175Lk
Jumlah = 4412
Tinggi Badan Rata-Rata = 163,41
Tinggi Maksimum = 175
Tinggi Minimum = 150
Jumlah Pr = 8
Jumlah Lk = 19

Praktikum Statistik: Panduan SPSS-Test 3

Pada tutorial kali ini membahas mengenai pengolahan data menggunakan SPSS, mulai dari pengisian dan pembuatan data, hingga menganalisis data. Data yang di gunakan berdasarkan "tes" yang telah dilakukan pada praktikum minggu lalu. Data yang akan kita olah dengan SPSS dapat dilihat pada soal berikut:
NoNamaUmurJenis KelaminIPK
1Muhammad Rayyan32Laki-laki3.56
2Yazid30Laki-laki3.05
3Rifa20Perempuan3.75
SOAL! 1. Kerjakan data di atas dengan SPSS! 2. Buat variabel dan Isi data diatas, dengan Value --> 1 = Laki-laki, 2 = Perempuan! 3.a. Berapa rata-rata usia mereka , Uji Deskriptif! 3.b. Cari frekuensi jenis kelamin, Uji Frekuensi! 3.c. Berapa IPK tertinggi, Uji Deskriptif! 3.d. Uji Hipotesis apabila IPK rata-rata adalah 3.45, One Sample T-Test! 4. Tulis di file Text(Notepad), No. Komputer, Nama, dan Jawaban No. 3 Nama File: Kesimpulan Test3 Nama Sendiri. 5. Upload ke e-learning fakultas: Data Test3 Nama , Ouput Test3 Nama , Kesimpulan Test3 Nama Nama File yang di upload: 1. Data Test3 Nama Sendiri --> File SPSS 2. Output Test3 Nama Sendiri --> File SPSS 3. Kesimpulan Test3 Nama Sendiri --> File Notepad/Text
Setelah melihat soal diatas, langkah awal yang harus dilakukan adalah membuka aplikasi SPSS. Bila membuka SPSS melalui tombol START, maka cara membuka SPSS akan berbeda sesuai dengan sistem OS(Operation System) yang digunakan. Untuk lebih mudahnya, pastikan SPSS telah terinstall dan memiliki shortcut pada desktop. Bila pada desktop terdapat shortcut SPSS, klik shortcut tersebut untuk membuka SPSS.
Setelah lembar kerja SPSS terbuka seperti gambar diatas, selanjutnya kita harus mengetahui perbedaan dari "Tab" Variable view dan Data view yang terdapat pada pojok kiri bawah. Tab Variable view adalah tempat awal dalam mengolah data dalam SPSS, guna membuat variabel/kategori data yang selajutnya akan kita isikan data variabel tersebut pada tab Data view. Sedangkan Tab Data view merupakan tempat dimana kita mengisi dan mentabulasi data sesuai dengan variabelnya.
Setelah mengetahui fungsi dari kedua Tab tersebut, maka kita akan mulai mengolah data dengan membuat variabelnya pada tab Variable view. Pengenalan dan langkah membuat variabel data adalah sebagai berikut:
1. Masukkan nama variabel pada kolom "Name", tetapi tidak boleh diberi spasi. Bila nama terdiri dari 2 suku kata, maka dapat dipisah dengan garis bawah atau bisa disingkat dengan kode huruf(misal, jenis kelamin dapat ditulis JK). Masukkan Nama, Umur, Jenis_kelamin, dan IPK.
2. Pada kolom Type, ganti tipe data pada baris Nama menjadi "String" sedangkan tipe data pada 3 baris lainnya biarkan tetap menjadi "Numeric". String digunakan saat data yang ingin kita masukkan berupa huruf, sedangkan Numeric digunakan untuk data-data yang
berupa angka.
3. Tambah/kurangi nilai pada kolom "Width" sesuai kebutuhan. Gunanya, untuk menyesuaikan jumlah digit yang sesuai data yang ingin kita masukkan.Tambah jumlah digit pada baris Nama menjadi 30.
4. Variabel IPK menggunakan data desimal, maka tambah jumlah digit desimal pada kolom Decimals baris IPK menjadi 2 dan biarkan baris yang lain nol.
5. Bila variabel yang kita masukkan memerlukan keterangan khusus, maka dapat ditambahkan pada kolom Label.
6. Untuk memudahkan dalam pengisian data, pada variabel jenis kelamin sebaiknya diberi pengaturan khusus pada kolom value. Klik titik-titik yang terdapat pada kolom value di baris jenis kelamin sehingga muncul jendela kecil. Masukkan kode khusus(1 huruf, kali ini kita menggunakan angka) pada kolom value untuk mewakili data yang akan kita masukkan. Kemudian isi pada kolom label sesuai dengan data yang diwakili oleh oleh kode tersebut. kemudian klik Add. Lakukan hal ini untuk data jenis kelamin "Laki-laki" dan "Perempuan", setelah itu klik OK
7. Untuk kolom lainnya, tidak dilakukan perubahan tetapi pada kolom Align boleh di ubah sesuai kebutuhan dan selera.
8. Setelah semua selesai, maka kita berpindah ke Tab Data view dan dapat kita lihat, variabel yang awalnya masih "var" kini telah berubah menjadi variabel sesuai dengan soal yang diberikan. Hasil akhir dari pembuatan variabel pada tab Variable view dapat di lihat sebagai berikut:
Pada tab Data view, kita dapat memulai untuk mengisi data berdasarkan data dari soal diatas. Isi data berdasarkan variabelnya, pada kolom IPK kita tidak perlu untuk menulis laki-laki dan perempuan secara manual, tetapi hanya dengan mengetik 1 untuk Laki-laki atau 2 untuk Perempuan sesuai jenis kelaminnya. Setelah data terisi seperti gambar di atas, selanjutnya kita simpan data tersebut pada satu folder. Menyimpan file dapat dilakukan dengan meng-klik langsung icon save pada toolbar. Untuk lebih lengkapnya, cara menyimpan dapat dilihat pada gambar berikut:
Setelah data tersimpan, selanjutnya kita akan melakukan analisis pada data tersebut. Analisis dilakukan sesuai dengan perintah soal, dengan analisis deskriptif, frekuensi dan uji hipotesis. Hasil dari analisis nantinya akan ditampilkan pada jendela yang berbeda, yaitu pada Output. Langkah melakukan analisis akan kita lakukan berdasarkan urutan dari perintah soal, langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pada soal 3a, kita diperintahkan untuk mencari rata-rata usia dengan menggunakan uji deskriptif. Untuk memulainya, klik Analyze pada Menu bar, kemudian Descriptive Statistcs, kemudian pilih Desciptives sehingga muncul jendela kecil. Kemudian klik umur dua kali(atau dengan meng-klik panah yang terdapat di antara kolom) sehingga berpindah ke kolom Variable(s). Selanjutnya klik Options pada pojok kanan atas, kemudian centang Mean(hanya Mean, bila yang lain tercentang, matikan centang tersebut) yang merupakan nilai yang ingin kita cari dan kemudian klik Continue dan OK. Maka akan mucul jendela output yang menampilkan hasil dari analisis yang kita lakukan.
2. Soal 3b mencari frekuensi dari jenis kelamin dengan menggunakan uji frekuensi. Pertama klik Analyze pada Menu bar, kemudian Descriptive Statistcs, kemudian pilih Frequencies sehingga muncul jendela kecil. Kemudian klik Jenis kelamin dua kali(atau dengan meng-klik panah yang terdapat di antara kolom) sehingga berpindah ke kolom Variable(s). Kemudian centang hanya "Display Frequency Tables", dan pastikan pada analisis pada "Statistic" tidak ada yang tercentang kemudian klik OK. Maka hasilnya akan dimunculkan di jendela output, dibawah dari hasil analisis sebelumnya.
3. Di soal 3c kita diminta untuk mencari nilai IPK tertinggi dengan uji Deskriptif. klik Analyze pada Menu bar, kemudian Descriptive Statistcs, kemudian pilih Desciptives sehingga muncul jendela kecil. Kemudian klik IPK dua kali(atau dengan meng-klik panah yang terdapat di antara kolom) sehingga berpindah ke kolom Variable(s). Selanjutnya klik Options pada pojok kanan atas, kemudian centang Maximum(hanya Maximum, bila yang lain tercentang, matikan centang tersebut) yang merupakan nilai yang ingin kita cari dan kemudian klik Continue dan OK. Maka akan mucul nilai maksimum pada jendela output dibawah analisa sebelumnya.
4. Soal selanjutnya, 3c, kita diminta untuk melakukan uji hipotesis(T-test) dengan pernyataan bahwa rata-rata IPK adalah 3, 45. Caranya klik Analyze pada Menu bar, kemudian Compare means, kemudian pilih One_Sample T Test sehingga muncul jendela kecil. Kemudian klik IPK dua kali(atau dengan meng-klik panah yang terdapat di antara kolom) sehingga berpindah ke kolom Test Variable(s). Masukkan nilai hipotesis, yaitu 3,45 pada kolom Test Value kemudian klik OK. Maka hasil dari uji hipotesisi akan ditampilkan pada jendela output.
5. Setelah semua analisis dan pengujian dilakukan, simpan output pada satu folder, caranya bisa dengan meng-klik icon save pada Toolbar output. Diposkan oleh Andika Boy Yuliansyah di 23.31

Friday, June 13, 2014

PETERNAKAN

                                  PROFIL KULIAH PETERNAKAN

                     PROFIL KULIAH PETERNAKAN


Visi
Menjadi pusat pendidikan, riset dan pengabdian kepada masyarakat yang handal di bidang peternakan di tingkat regional dan nasional serta menghasilkan sarjana peternakan yang berkualitas.
 
Misi
  1. Mengembangkan sumber daya manusia yang terampil dalam bidang peternakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di tingkat regional, nasional dan internasional.
  2. Mengembangkan riset murni (pure science) dan riset-riset terapan  (applied science) dalam bidang peternakan yang dibutuhkan bagi pengembangan ilmu dan teknologi serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  3. Mengkaji hasil-hasil riset yang telah dicapai dan menerapkan bagi kepentingan masyarakat dan perkembangan industri peternakan.
Tujuan
  1. Menghasilkan lulusan bidang peternakan yang berkualitas tinggi dan berdaya guna.
  2. Menghasilkan riset-riset yang berguna dalam pengembangan dan penemuan teknologi terbaru serta berguna dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  3. Menghasilkan karya-karya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang peternakan yang berguna bagi masyarakat dan industri.
 

Sasaran
  1. Terwujudnya Sarjana Peternakan yang terampil dan berkualitas di tingkat nasional, regional dan internasional (Relevansi terhadap misi-1)
  2. Terciptanya riset-riset murni (pure research) dan riset-riset terapan (applied research) dalam bidang peternakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Relevansi terhadap misi-2).
  3. Terwujudnya hasil-hasil riset yang dapat diterapkan bagi kepentingan masyarakat dan perkembangan industri peternakan (Relevansi terhadap misi-3)   
    Mahasiswa Peternakan-Universitas Syiah Kuala, belajar mengasah ilmu dan menguasai teknologi, berwawasan luas serta kemandirian.
    Lulusan Peternakan-Universitas Syiah Kuala, profesional di lapangan, berdaya saing tinggi dan mampu eksis dalam era global serta hadir untuk memberikan solusi dan manfaat bagi masyarakat.
     
 

Pengertian Microsoft Access
 
Microsoft Access adalah suatu program aplikasi basis data komputer relasional yang digunakan untuk merancang, membuat dan mengolah berbagai jenis data dengan kapasitas yang besar.Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna. Versi terakhir adalah Microsoft Office Access 2007 yang termasuk ke dalam Microsoft Office System 2007.
Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di dalam format Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server, Oracle Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para pengguna/programmer yang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara para programmer yang kurang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi objek. 
Komponen Utama (Object)
1. Table
Table adalah objek utama dalam database yang digunakan untuk menyimpan sekumpulan data sejenis dalam sebuah objek. Table terdiri atas :
a. Field Name : atribut dari sebuah table yang menempati bagian kolom.
b. Record : Isi dari field atau atribut yang saling berhubungan yang menempati bagian baris.
 2. Query ( SQL / Structured Query Language )
Query adalah bahasa untuk melakukan manipulasi terhadap database. Digunakan untuk menampilkan, mengubah, dan menganalisa sekumpulan data. Query dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. DDL (Data Definition Language) digunakan untuk membuat atau mendefinisikan obyek-obyek database seperti membuat tabel, relasi antar tabel dan sebagainya.
b. DML (Data Manipulation Language) digunakan untuk manipulasi database, seperti : menambah, mengubah atau menghapus data serta mengambil informasi yang diperlukan dari database.
3. Form
    Form digunakan untuk mengontrol proses masukan data (input), menampilkan data (output), memeriksa dan memperbaharui data.
4. Report
    Form digunakan untuk menampilkan data yang sudah dirangkum dan  mencetak data secara efektif.
C. Tipe Data
    Field - field dalam sebuah tabel harus ditentukan tipe datanya. Ada beberapa tipe data  dalam Access, yaitu :
1. Text
    Text digunakan untuk field alfanumeric (misal : nama, alamat, kode pos, telp), sekitar 255 karakter tiap fieldnya.
2. Memo
    Memo dapat menampung 64000 karakter untuk tiap fieldnya, tapi tidak bisa diurutkan/diindeks.
3. Number
Number digunakan untuk menyimpan data numeric yang akan digunakan untuk proses perhitungan matematis.
4. Date/Time
5. Currency
6. Auto Number
7. Yes/No
8. OLE Object
OLE Object digunakan untuk eksternal objek, seperti bitmap atau file suara.
9. Hyperlink
10. Lookup Wizard
Jika menggunakan tipe data ini untuk sebuah field, maka bisa memilih sebuah nilai dari tabel lain atau dari sebuah daftar nilai yang ditampilkan dalam combo box.
D. Membuat Database (New Project) dengan Microsoft Access
Langkah – langkah untuk membuka Microsoft Access dan membuat database :
1. Click Start ->All Program -> Microsoft Office ->Microsoft Access
2. Kemudian akan tampil jendela Microsoft Access,lalu click Blank Database untuk membuat database.
3.Ketik nama database yang Anda inginkan kemudian click tombol create.
 E. Membuat Table
Langkah – langkah untuk membuat tabel :
1. Click tab Create pada jendela
2. Click Table Design pada ribbon Tables
3. Masukkan nama field beserta tipe datanya, kemudian simpan tabel (Ctrl+S).
4. Kemudian click ribbon View pada tab Home, lalu pilih Datasheet View untuk masukkan data ke dalam tabel.
 F. Table Relationship
Table Relationship adalah relasi atau hubungan antara beberapa tabel. Relasi antar tabel dihubungkan oleh primary key dan foreign key. Untuk membuat relationship maka masing-masing tabel harus memiliki primary key dan foreign key untuk dapat menghubungkan antara tabel induk dengan tabel anak. Sehingga diperlukan teknik normalisasi terlebih dahulu sebelum membuat relationship antar tabel. Normalisasi merupakan proses pengelompokkan data elemen menjadi tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya.
a. Primary Key
Tabel memiliki primary key, yaitu suatu atribut yang tidak hanya mengidentifikasi secara unik suatu kejadian tetapi juga mewakili setiap kejadian dari suatu entitas.
b. Foreign Key
Foreign key adalah atribut yang melengkapi relationship dan menunjukkan hubungan antara tabel induk dengan tabel anak. Foreign key ditempatkan pada tabel anak.
Database Relasional Dalam Microsoft Access
a) Nama Database
Dalam hal ini saya akan membangun Relasional antar tabel yang saling terintegrasi pada database yang diberi nama database. Adapun tabel-tabel yang akan di isi dan direlasikan adalah tabel Karyawan,tabel Pengunjung,tabel Kamar,Tabel Fasilitas dan tabel Pemesanan.
b) Field Name dan Data Type masing-masing Tabel
1. Tabel Karyawan
.0
2. Tabel Pengunjung

3. Tabel Fasilitas

4. Tabel Kamar

5. Tabel Pemesanan

c) Pengisian data pada Query masing-masing Tabel
Setelah Field name dan Data typenya ditentukan maka langkah selanjutnya adalah mengisi data pada field-field tadi dengan mengklik Menu Fiew -> Datasheet View kemudian akan muncul tampilan tabel berdasarkan field yang ditentukan dan lakukan pengisian sesuai dengan field-field tersebut. Adapun tampilan masing-masing tabel yaitu :
Tabel Karyawan.
Pertama kali anda membuka Microsoft Access, pasti anda merasa asing.Gimana sih bikin tabel ,ini fungsinya buat apaan ya.Memang microsoft access agak berbeda dari aplikasi microsoft lainnya.
Microsoft Access adalah aplikasi yang berguna untuk membuat, mengolah, dan mengelola basis data atau lebih dikenal dengan database.Database adalah kumpulan arsip data berbentuk tabel yang saling berkaitan untuk menghasilkan informasi.Data digunakan sebagai masukan yang akan diolah menjadi informasi.
Sebenernya Microsoft access itu buat ngapain sih ?
Coba kita buat perumpamaan dari usaha rental DVD.Seorang pemilik rental DVD kewalahan mencatat data DVD dan transaksi sewa DVD yang terjadi setiap harinya.Lalu dia memutuskan untuk menggunakan Microsoft Access.
Pertama, kumpulan data dari DVD seperti judul film, genre, sutradara, harga dvd dimasukan terlebih dulu.Nantinya data tersebut bisa dibuat form seperti gambar ini.
Lalu tinggal memasukkan data para member (orang yang menyewa DVD) , serta memasukkan data transaksi penyewaanya.Jika sudah, anda bisa membuat laporan secara otomatis seperti gambar dibawah ini
Pastinya pengolahan database akan lebih mudah dan cepat menggunakan aplikasi Microsoft Access
apa itu microsoft access, kegunaan microsof access, ms acces buat untuk bisnis, perbedaan microsoft access, kenapa pake microsoft access, tentang microsoft access, manfaat microsoft access
http://trisaputro1996.blogspot.com/2012/11/pengertian-microsoft-access.html

Tuesday, June 10, 2014

Kambing Etawa Investasi Yang Nyata


Beternak kambing sudah seharusnya dibawa ke ranah industri yang benar. Karena beternak kambing sudah tidak hanya sebagai ternak sampingan saja, tetapi terdapat banyak potensi di dalamnya, seperti penjualan susu kambing, penjualan anakakan kambing, penjualan pupuk kambing, penjualan kambing di saat idul adha, dan penjualan paket wisata.

Terdapat banyak sekali potensi yang terdapat didalam usaha peternakan ini. Setidaknya ada 3 target tujuan yang bisa di tempuh, tujuan jangka pendek/harian yakni berupa susu kambing, tujuan jangka menengah/bulanan pupuk kambing, dan tujuan jangka panjang/tahunan yaitu berupa daging dan bibit kambing. Jika diseriusi maka tidak mustahil keuntungan besar akan ada di depan mata. Dengan waktu yang singkat dan sekmentasi pasar yang jelas, maka semuanya akan bisa tercapai.

Berikut ini saya tampilkan gambaran dan ilustrasi mengenai usaha peternakan kambing peranakan etawa. Harapannya akan ada investor yang serius untuk bersedia bergabung mengembangkan usaha ini. Seluruh perhitungan dan potensial laba yang saya paparkan adalah merupakan hasil dari pengalaman saya selama ini dalam beternak. Saya siap mengawali impian ini menjadi kenyataan dan keuntungan.


Sekian, semoga bermanfaat.

Majulah Peternakan Indonesia.

Kambing Etawa Investasi Yang Nyata


Beternak kambing sudah seharusnya dibawa ke ranah industri yang benar. Karena beternak kambing sudah tidak hanya sebagai ternak sampingan saja, tetapi terdapat banyak potensi di dalamnya, seperti penjualan susu kambing, penjualan anakakan kambing, penjualan pupuk kambing, penjualan kambing di saat idul adha, dan penjualan paket wisata.

Terdapat banyak sekali potensi yang terdapat didalam usaha peternakan ini. Setidaknya ada 3 target tujuan yang bisa di tempuh, tujuan jangka pendek/harian yakni berupa susu kambing, tujuan jangka menengah/bulanan pupuk kambing, dan tujuan jangka panjang/tahunan yaitu berupa daging dan bibit kambing. Jika diseriusi maka tidak mustahil keuntungan besar akan ada di depan mata. Dengan waktu yang singkat dan sekmentasi pasar yang jelas, maka semuanya akan bisa tercapai.

Berikut ini saya tampilkan gambaran dan ilustrasi mengenai usaha peternakan kambing peranakan etawa. Harapannya akan ada investor yang serius untuk bersedia bergabung mengembangkan usaha ini. Seluruh perhitungan dan potensial laba yang saya paparkan adalah merupakan hasil dari pengalaman saya selama ini dalam beternak. Saya siap mengawali impian ini menjadi kenyataan dan keuntungan.


Sekian, semoga bermanfaat.

Majulah Peternakan Indonesia.